Sepucuk Surat Kepada Cinta

      

        
       aku mengenalnya lewat lembar-lembar catatan yang memuat tentang riwayat cinta abadi sepasang kekasih yang membuat penglihatanku terpaku di kedalaman setiap kalimatnya

        aku menjumpainya di penghujung senja saat kenangan dan kenyataan berbaur dan mengabur dari penglihatan

        Aku memahaminya lewat percakapan demi percakapan yang membuat langit jiwaku berpendar-pendar oleh cahaya jingga hingga aku mengira dialah kekasih jiwa yang akan menemaniku menjemput malam

(Aku mohon maaf padamu untuk semua hal yang tak kumengerti, untuk semua kebimbangan dan ketidakpastian, dan untuk keterasingan yang membentang di antara kita)

           mampukah aku berlari meninggalkannya demi ketenteraman lain yang tak sepenuhnya kupahami? haruskah kuingkari panggilan jiwa dan lari menuju lorong tanpa cahaya menuju negeri tak bermusim? wahai cinta peluklah aku dan berikan kesejukan pada setiap tarikan nafasku yang tak henti meneriakkan asmaMu

           wahai jiwa yang dikepung rindu tak berkesudahan. kupasrahkan segenap hasrat menjelma kesejatian dan tunduk patuh pada kehendakMu sungguh, Tuhanlah yang berkuasa memberi keajaiban kepada siapa saja yang dikehendakiNya, dan memberi cinta kepada orang-orang yang tak henti menjumpaiNya

          aku akan di sini. setia menanti hujan datang menghalau kemarau dan membasahi hati dengan kehangatan tak terduga, lalu kita bersama-sama lagi menulis dan membaca puisi, merenda hari dengan rangkaian huruf demi huruf, kemudian melengkapinya menjadi sebait simfoni dan kita nyanyikan berdua hingga akhir usia



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer